Komisi I Rapat Perdana Dengan Mastel
Parlemen hari ini telah mencatat dengan tinta emas bahwa mitra kerja Komisi I DPR adalah Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel). Dikatakan bersejarah, karena tanggalnya 10 Nopember bertepatan dengan hari Pahlawan. Hari Senin ini disebut bersejarah karena hari ini adalah rapat yang pertama kali, dilakukan Rapar Dengar Pendapat Umum (RDPU) pertama DPR dengan Mastel.
Demikian dikatakan Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya, saat memimpin RDPU dengan Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia Setyanto P Santoso diruang rapat Komisi I DPR gedung Nusantara II DPR Senayan Jakarta, Senin (10/11).
Tantowi mengatakan, RDPU ini dalam rangka menciptakan iklim kerja Komisi l DPR yang sudah mulai kondusif di Parlemen. Dalam acara ini hadir pimpinan lengkap Komisi I DPR yakni Ketua Komisi I DPR Machfudz Sidiq, para Wakil Ketua Hasril Tandjung, Hanafi Rais dan Tantowi Yahyaselaku ketua rapat.
Menurut dia Komisi I DPR mempunyai 4 bidang besar yaitu Pertahanan, Intelijen, Luar Negeri dan Kominfo.Dalamrangka untuk mempertajam pengawasan dan kemitraan dengan para mitra maka Komisi I DPR membagi 4 Pokja Komisi.
Pokja pertahanan yang dipimpin Hasril Tandjung, Pokja Luar Negeri termasuk didalamnya Kemenlu dan 132 perwakilan Indonesia yang berada di luar negeri dipimpin Hanafi Rais, Pokja Kominfo dan Intelijen digabung menjadi satu dipimpin Tantowi Yahya sementara Ketua Komisi tetap menjadi Kordinator.
Pada kesempatan ini Ketua Umum Mastel Setyanto P Santoso mengatakan, perlu disadari pada abad ke-21, telekomunikasi memegang peranan yang sangat penting di dalam kehidupan kita sehari-hari, baik dalam konteks kenegaraan, masyarakat bahkan individu. Infrastruktur telekomunikasi dewasa ini, khususnya Jaringan Pitalebar atau lebih sering dikenal sebagai Broadband Networks telah menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat di abad 21.
Dia mengemukakan, Broadband merupakan insfrartuktur ekonomi yang sangat vital yang akan menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Infrastruktur telekomunikasi tidak dapat lagi dipersepsikan sebagai suatu sarana dan prasarana yang dipergunakan hanya untuk menghubungkan komunikasi dari suatu tititk ke titik yang lainnya. Tetapi juga sebagai faktor pengungkit, faktor penentu yang akan menjamin keberhasilan pada sektor manapun dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
Setyanto P Santoso mengatakan, telekomunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam suatu pembangunan ekonomi. Dalam kaitan inilah Bank Dunia mengemukakan hasil penelitian mereka bahwa setiap pertumbuhan 10 persen penetrasi akses internet di suatu negara, akan mendorong tumbuhnya Produk Domestik Bruto di negara tersebut sebesar 1,38 persen.
“ Tidak mengherankan apabila di negara maju seperti Amerika Serikat, mereka mengelompokkan infrastruktur telekomunikasi sebagai critical-infrastructure atau infrastruktur kritis,dimana gangguan terhadap infrastruktur telekomunikasi baik secara fisik maupun virtual dikategorikan sebagai suatu pelanggaran berat dengan ancaman pidana,”tegas Setyanto. (Spy)/foto:andri/parle/iw.